Monday, April 16, 2007

Book Collection

Semua orang memiliki hobi masing-masing. Ada yang hobinya berenang, ada yang hobinya memasak, ada yang hobinya nonton film, ada juga yang hobinya tidur.
Kalau aku, hobiku adalah membaca dan mengoleksi buku.

Sehabis bikin postingan 'Belajar Membaca', aku iseng membuka database buku. Ternyata, sejak tahun 1993, aku sudah mengoleksi 522 judul buku. Itupun cuma buku-buku yang berbahasa Inggris saja, nggak termasuk buku-buku terjemahan Indonesia, yang sudah dua lemari banyaknya. Jadi, kalo di rata-rata, setiap tahun aku beli 37 judul buku, atau 3 judul setiap bulannya. Kata orang-orang aku sudah addicted dengan buku. Tapi menurutku nggak juga kok. Aku tahu kapan waktu untuk kerja, kapan waktu untuk istirahat dan kapan waktu untuk baca buku.

Sampai sekarang aku masih koleksi buku. Kalo ada tugas ke Singapore, pasti kalo pulang setengah isi koper adalah buku.

Anyway, sejak menikah, kegiatan membaca buku agak berkurang, karena waktunya tersita untuk istri dan anak. Saat bermain dengan anak itu lebih seru daripada baca buku (setidaknya selama dia masih balita). Tapi, nanti aku harus baca buku di depan Jonathan supaya dia juga tertarik untuk baca buku. Anyway, buku-buku yang aku koleksi ini kan akhirnya buat Jonathan juga.

Kalo aku gendong dia, aku suka bawa dia ke ruangan buku, trus tunjukin dia akan buku-buku yang ada. Ambil beberapa buku, tujukin cover yang berwarna-warni, ambil komik-komik yang ada, buka di lantai, biarin dia lihat gambar-gambar yang ada, dsb. Dan Jonathan sangat senang kalo dibawa ke ruang buku. Dia selalu memperhatikan buku-buku tersebut dan kadang-kadang dia mau pegang buku-buku itu.

Someday, I will make a small library to put all my collections and to create comfortable place for my children to read. Mungkin nanti kalo rumah kami agak besar, akan ada satu ruangan khusus untuk membaca dan komputer. For now, it will have to wait.

A+

Belajar Membaca


Kata mami/papi, waktu kecil aku sudah bisa membaca pada umur 4 tahun. Yang rajin ngajarin membaca adalah papi (katanya lho, aku sih udah nggak ingat). Nah sekarang kan aku sudah punya anak, si Jonathan. Jadi sekarang giliranku untuk ngajarin dia membaca. But HOW??? He's only six months old!?!?

Well, waktu aku main ke Gramedia (main kok ke Gramedia? ke Dufan gitu lho!), aku dapetin metode membaca untuk balita. Bentuknya seperti karton persegi panjang, isinya 100 buah, masing-masing lembaran ada tulisannya.

Tulisan-tulisan ini yang dibacakan ke anak kita, semakin hari semakin banyak. Misalnya hari 1: 5 lembar, hari kedua: 5 lembar hari 1 + 5 lembaran baru, hari ketiga: 10 lembar yang kemarin + 5 lembaran baru, hari keempat: ulangi 15 kata dari hari 1-3, dst.

Tujuannya adalah untuk memperbanyak kosa-kata anak dan membuat dia familiar dengan kata-kata dan huruf-huruf tersebut. Dia tidak perlu mengerti, tapi diharapkan kata-kata tersebut akan diingat terus.

Nah, aku beli metode ini buat Jonathan, dan langsung dipraktekkan. Dia tertarik banget dan selalu pay attention kalo dibacain kata-kata tersebut. Semoga metode ini berhasil dan dia akan bisa baca sebelum umur 3 tahun.

A+

Eazy Clutch

Pernah merasa kesal kalo terjebak kemacetan lalu-lintas?
Pernah merasa kaki kirinya pegal injak kopling terus?
Ingin kanvas kopling dan rem lebih awet?

Aku pernah mengalami semuanya itu.

Sejak menikah, kita tinggal di daerah Legenda Wisata Cibubur. Dulunya sih kalo pergi dan pulang kantor nggak ada masalah. Macet paling-paling 10-menitan, lalu lancarrrrr...

Tapi itu dulu..

Sekarang, jalur Transyogi Cibubur itu macet..cet..cet..!!! Nggak pagi, nggak siang, nggak sore, nggak malam... macet teruuusss... !!!

Efek sampingnya, lutut kiri mulai terasa nyeri kalo sering injak kopling. Jadi, kita pengen ganti mobil aja, sama mobil dengan transmisi otomatis. Misalnya Nissan Livina... Tapi, hitung-hitung, duitnya masih kurang. Jadi cari alternatif kedua deh.

Kebetulan, aku ingat kalo dulu ada teman yang pake Eazy Clutch di mobilnya. Dengan alat itu, transmisi manual di kendaraan kita dilengkapi dengan unit komputer dan diubah ke sistem triptronic.

Nah, langsung aja aku googling nomor telpon Eazy Clutch. Begitu ketemu, langsung kontak sama koh Daniel (yang punya), test drive, lalu hari Sabtu kemarin langsung dipasang di mobilku.

Ternyata enak banget pake Eazy Clutch. Kaki kiri jadi santai dan yang penting, gak stress lagi kalo macet di jalan saat pergi dan pulang kantor.


Trus, bagaimana sih cara kerja Eazy Clutch?
Gampang, pada dasarnya, transmisi manual mobil kita akan dipasangi peralatanEazy Clutch, termasuk perangkat komputer yang akan mengatur pelepasan kopling sesuai dengan persneling yang kita masukkan.

Nah, kepala persneling mobil kita akan diganti dengan knob dari eazyclutch, yang ada tombolnya. Kalo kita mau shift ke persneling satu, pencet tombol trus dorong persneling ke posisi 1 dan di gas. kalo mau pindah ke gigi dua, tinggal pencet tombol lagi dan shift ke gigi 2, dst.

Jadi, Eazy Clutch itu bukan seperti transmisi otomatis di mobil-mobil A/T, dimana persneling akan pindah sendiri sesuai dengan kecepatan mobil, tapi lebih seperti transmisi tiptronic, dimana kita masih harus memindahkan persneling secara manual.

Nah, mobilku sudah dipasang Eazy Clutch. Tapi untuk seminggu ini, setting Eazy Clutch-nya masih mode soft. Artinya, ada jeda antara saat gas diinjak dengan tarikan pada mobil. Hal ini karena kabel kopling Eazy Clutchnya masih akan memuai selama 1-2 minggu kedepan karena masih baru. Kalo sudah tidak memuai lagi, Eazy Clutchnya akan diset ke posisi normal, supaya tarikan mobil lebih responsif.

Stay tuned for update.
A+

Jonathan Demam

Update blog buat kejadian bulan Maret dan April 2007:

1. Jonathan sakit demam. Kejadiannya tanggal 25 Maret yang lalu, dua hari setelah imunisasi.
Awalnya Jonathan hanya batuk-pilek, mungkin terjangkit mamanya. Trus karena gak sembuh-sembuh, kita bawa ke dr. M. Syarif di RS Permata Cibubur. kata dokter, mungkin dia kena alergi... bisa dari lingkungan sekitar atau dari makanan. Nah, subuhnya sekitar jam 3, Lia bangunin aku, bilang Jonathan rewel, nggak mau tidur. Ternyata setelah diraba, badannya panas. Setelah diukur, panasnya 39.9 C. Paniklah kita....

Langsung si Jonathan di kompres air hangat, trus dikasih Tempra. Memang obat ini manjur banget. Nggak sampai setengah jam, demamnya turun ke 37.5 C. tapi, kita tetap nggak bisa tidur sampai pagi...

Problem lain, Jonathan nggak mau minum ASI. Kalo minum sedikit, langsung muntah. Padahal, dia butuh cairan di dalam tubuhnya supaya suhu badannya bisa turun. Nah, ini yang harus diperhatikan baik-baik:

Kalo anak kita sakit demam, jaga supaya dia tidak kekurangan cairan tubuh.
Teorinya (kalo gak salah): Untuk mengurangi suhu badan, tubuh mengeluarkan cairan, baik dari kencing atau dari BAB. Nah, karena cairan tubuh sudah dikeluarkan, harus diberikan cairan penggantinya. Kalau tubuh tidak mendapatkan cairan pengganti, tubuh akan menaikkan suhu badan supaya menjadi haus. Dan begitu seterusnya. Kalau kekurangan cairan secara berlebihan, tubuh bisa jadi shock.
Jadi, selalu usahakan agar anak tidak kekurangan cairan tubuh.

Ternyata, faktor pencetus demam buat Jonathan itu selain batuk dan pilek juga karena dia mau tumbuh gigi. Sekarang gigi Jonathan ada dua, di bagian depan bawah. Lucu deh, dia maunya gigit-gigit tangan dan mainan karena gusinya gatal.

A+

Cacar Air

Istriku tercinta sudah satu minggu menderita cacar air. Awalnya sih kita kira hanya alergi biasa, karena pada hari Minggunya kita habis makan-makan dengan Kiki & Desi sekeluarga, Mami, Utu dan Marsha di ayam Suharti.

Tapi ternyata... waktu sampai di Sekolah hari Senin, teman-teman Lia bilang kalo dia kena cacar air. Walah!!!!
Kita langsung ke dokter, dan ternyata memang benar, dia kejangkitan.

Untungnya, aku sudah pernah kena waktu kuliah dulu. Jadi, cuek bebek aja!!! Yang ketakutan malah Siti, karena dia belum pernah kena. Gila, dia minum CDR sampai 3 butir sekali minum.... biar nggak kejangkitan, katanya.

Trus, bagaimana dengan Jonathan? Lha, ini dia... Jonathan sampai saat ini baik-baik saja. Memang sih tidurnya sekarang terpisah, tidak bareng dengan Lia, tapi dengan Suster di kamar atas. Maunya sih Jonathan kejangkitan juga, supaya sekalian. Tapi ya itu, dia nggak sakit-sakit (belum, mungkin). Katanya sih masa inkubasi cacar air itu 12-16 hari. Jadi, kalo Jonathan kejangkitan, mungkin baru minggu depan kelihatan sakitnya.

Back to Lia. Waduh, awal sakitnya kasihan benar deh. Langsung bentol-bentol di muka dan di seluruh badan. Tapi karena cepat ketahuan dan cepat dibawa ke dokter, cacar airnya tidak terlalu banyak. Yang berat hanya di muka dan di badan depan. Syukurlah sekarang sudah mulai kering.

Lia juga sudah berani dekat-dekat sama Jonathan. Hari pertama, lihat Jonathan dari void bawah ke ruang atas, hari ketiga lihat dari tangga, hari kelima lihat dari pintu kamar. Tadi pagi, udah gendong si Jonathan. Gak tahan dia pisah sama anaknya!

Well, semoga istriku cepat sembuh, supaya bisa kerja dan beraktivitas lagi.

A+